Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Sebuah event akbar tahunan WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL..

Profil Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
I was born in Solo, December 25, 1987 from the father of Drs. Luke Suroso and Mrs. Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih. I grew up in a city full of culture that is the city of Solo. as the descendants of the solos even have blood from a stranger. I was born like a tiny man, weighing> 4 kg. the second child of three brothers that I tried to be a pioneer and a child who was always proud of my extended family. trained hard in terms of education and given the religious sciences until thick. I am standing upright in my life the 19th to voice the aspirations of the marginalized of LGBT in the city of Salatiga. as a new city that will be a starting point toward change and transformation that this country is a country truly democratic. soul, body and all of my life will always fight for rights of the marginalized is to get our citizen rights. Ladyboys no rights, no gay rights, no rights of lesbian, but there's only citizen rights regardless of sexual orientation and gender.

11 Oktober 2009

Kaum Waria Minta Jaminan Pengakuan

JAKARTA,TRIBUN— Kaum waria berharap pasangan calon presiden dan wakil presiden Jusuf Kalla dan Wiranto dapat terus menjamin pengakuan akan status mereka sebagai masyarakat kategori ketiga jika JK-Win terpilih dalam pemilu presiden mendatang. "Yang sering menjadi masalah kami kan masalah status. Meski sudah diakui di Komnas HAM kemarin, tapi sering saja terganjal karena status," tutur Ketua Umum Himpunan Waria (Hiwaria) Organisasi Masyarakat Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Jan Jayanti di sela-sela deklarasi Relawan Gotong Royong untuk pasangan JK-Win di Jakarta, Rabu (27/5).

Menurut Yanti, masyarakat sudah mulai menerima keberadaan mereka dan mengakui status mereka. Hanya saja, itu sering terjadi karena prestasi yang mereka cetak, bukan semata-mata karena adanya pemahaman masyarakat berdasarkan hukum.

Sebagai contoh adalah pengalamannya pribadi. Langkahnya untuk menjadi caleg dalam pemilu legislatif lalu terganjal karena masalah status jenis kelaminnya.

"Harapan kami, waria dan komunitasnya, adalah dalam masalah perbaikan kesetaraan gender," ujar Yanti.

Yanti mengatakan ada sekitar satu juta waria dan komunitasnya (kaum gay dan lesbian) yang tercatat sebagai kader ormas sayap Partai Golkar ini. Yanti berharap kaumnya bisa memberikan dukungan penuh kepada JK-Win dalam pilpres mendatang. "Kami memberi dukungan merujuk kepada pengalaman historis. Kami kan dibentuk MKGR," tandas Yanti.(kps)