Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Sebuah event akbar tahunan WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL..

Profil Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
I was born in Solo, December 25, 1987 from the father of Drs. Luke Suroso and Mrs. Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih. I grew up in a city full of culture that is the city of Solo. as the descendants of the solos even have blood from a stranger. I was born like a tiny man, weighing> 4 kg. the second child of three brothers that I tried to be a pioneer and a child who was always proud of my extended family. trained hard in terms of education and given the religious sciences until thick. I am standing upright in my life the 19th to voice the aspirations of the marginalized of LGBT in the city of Salatiga. as a new city that will be a starting point toward change and transformation that this country is a country truly democratic. soul, body and all of my life will always fight for rights of the marginalized is to get our citizen rights. Ladyboys no rights, no gay rights, no rights of lesbian, but there's only citizen rights regardless of sexual orientation and gender.

08 Desember 2009

Solo Batik Carnival Wakili Indonesia ke Singapura



SOLO, KOMPAS.com--Peserta Batik Carnival Solo yang sempat mendapat sambutan meriah dari warga kota setempat dan daerah sekitarnya, terpilih sebagai duta seni Indonesia untuk tampil di acara Parade Chingay Singapura, 19-20 Februari 2010.

"Untuk acara Parade Chingay ini selain diikuti oleh tuan rumah Singapura juga dari 50 negara lainnya," kata Konsulat KBRI Singapura Yaya GH Mulyana didampingi Kepala Dinas Seni Budaya dan Pariwisata Kota Surakarta Purnomo Subagyo, di Solo, Rabu.

Dia mengatakan, Indonesia dalam parade ini mendapat jatah terbanyak yaitu mencapai 150 peserta yang kesemuanya akan memakai batik dipadukan dengan seni kontemporer.

Sementara negara lainnya seperti Malaysia, China, Jepang sekitar 20 orang. "Melalui event seperti ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempromosikan pariwisata di Solo dan daerah sekitarnya, karena Singapura merupakan tujuan utama bagi wisatawan dunia," katanya.

Dia mengatakan, wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia ada sekitar enam juta orang dan 1,5 juta di antaranya berasal dari Singapura, sehingga melalui acara ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menarik kunjungan wisata asing khususnya ke Solo dan umumnya ke Indonesia.

"Untuk wisatawan asal Singapura menyenangi sesuatu hal yang klasik, tetapi bisa diolah menjadi modern tanpa meninggalkan yang aslinya, dan batik ini kiranya sangat cocok bagi para wisatawan dari Singapura," katanya.

Sedangkan peserta Batik Carnival Solo sebanyak 150 orang yang akan tampil dalam parade tersebut terdiri atas undangan panitia 100 orang dan sisanya 50 orang diambil dari mahasiswa Indonesia yang di Singapura.

"Kami telah menyiapkan kustumnya dan kini telah selesai dirancang dan para mahasiswa Indonesia yang terpilih nanti tinggal memakainya tidak usah repot-repot," paparnya.

Acara seperti ini di Singapura diselenggarakan setahun sekali yang semula idenya dari menyambut kesenangan sambil berjalan-jalan dengan membunyikan petasan, tetapi dengan perkembangan jaman terus dikembangkan menjadi parade seni seperti sekarang, paparnya.

Kepala Dinas Seni Budaya dan Pariwisata Kota Surakarta Purnomo Subagyo mengatakan, dalam kunjungannya ke Singapura nanti juga akan mengajak para pelaku pariwisata lainnya, sekaligus untuk mempromosikan potensi pariwisata yang ada di Solo Raya.

"Kami telah menyiapkan berbagai macam keperluan untuk promosi termasuk mengenai penjualan paket Kereta Api Uap Sepur Klutuk Jaladara, yang sekarang sedang menjadi andalan di Solo," katanya.