Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Sebuah event akbar tahunan WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL..

Profil Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
I was born in Solo, December 25, 1987 from the father of Drs. Luke Suroso and Mrs. Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih. I grew up in a city full of culture that is the city of Solo. as the descendants of the solos even have blood from a stranger. I was born like a tiny man, weighing> 4 kg. the second child of three brothers that I tried to be a pioneer and a child who was always proud of my extended family. trained hard in terms of education and given the religious sciences until thick. I am standing upright in my life the 19th to voice the aspirations of the marginalized of LGBT in the city of Salatiga. as a new city that will be a starting point toward change and transformation that this country is a country truly democratic. soul, body and all of my life will always fight for rights of the marginalized is to get our citizen rights. Ladyboys no rights, no gay rights, no rights of lesbian, but there's only citizen rights regardless of sexual orientation and gender.

21 Juli 2008

PRESIDEN RI dan WALIKOTA SALATIGA HIV +


Menjadi bagian sebuah proyek raksasa, adalah sebuah hal yang tak pernah aku pikirkan. Aku bangga pada diriku bisa menjadi bagian dari sebuah usaha pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Memang aku sadar bukan perkara mudah untuk menyelesaikan kasus ini. Aku juga tahu Salatiga bukan tempat yang baik. Tetapi aku yakin bahwa dari kota kecil inilah akan lahirnya pemimpin-pemimpin muda yang siap tampil mengguncangkan tanah di kancah dunia. Sedikit terbesit di pikiranku saat aku sedang mengalami depresi berat karena tidak adanya reaksi dampingan untuk melakukan gerakan yang cepat. Tetapi aku terlahirkan sebagai seorang lelaki. Yang tak mau menyerah begitu saja. Sebagai seorang lelaki, aku tahu bahwa ketangguhan, kesabaran, kegigihan, dan keberanian sebagai modalku untuk tetap memberikan dan mendorong dampinganku untuk menjadi lebih maju walaupun selangkah saja.
Hari ini, di malam hari yang dingin. 30 Mei 2008. Aku seperti dilahirkan kembali. Sebagai manusia baru yang mempunyai visi dan misi baru untuk merubah kota ini yang mempunyai kasus HIV/AIDS yang cukup tinggi di Jawa Tengah.
30 Mei 2008. Sebuah hari yang akan menjadi hari baru untuk diriku dan kotaku. Di halaman Dinas Kesehatan Kota Salatiga digelar sebuah acara yang menjadi agenda dunia. MRAN 2008 – Never Give Up, Never Forget. Sebuah kajian baru dan sebuah peluang yang baik untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat mendukung dan peduli akan segala kasus HIV/AIDS dan medoakan saudara-saudara kami yang telah meninggal dunia karena HIV/AIDS. Sebuah hal yang baru dan baik untuk kota ini.
Di hari itu, pukul 10.00 wib. Aku dihubungi oleh KPAD dan di daulat untuk menjadi pembawa acara tersebut. Bukan popularitas yang ingin aku tunjukkan. Tetapi inilah momentum yang baik untuk mendukung dan berbagi kepada sesama. Dan menunjukkan segala kemampuan dan talenta yang Tuhan berikan untuk diriku. Sebagai bagian dalam program tersebut terbesit dalam otakku. Dengan kasus HIV/AIDS yang cukup tinggi, tetapi kesadaran dan dukungan dari masyarakat sangatlah sedikit bahkan bisa dibilang tidak ada. Apakah harus melalui cara kekerasan? Apakah orang-orang yang berada di LSM-lah yang harus selalu mendobrak kolonialisme yang terjadi?
Aku tahu era globalisasi sudah di depan mata. Penyandang dana selalu mendukung dengan memberikan segala dana agar berlangsungnya program ini berjalan dengan lancer. Tetapi apakah kita sebagai bangsa yang merdeka akan selalu meminta? Mengemis? Bahkan dana yang diberikan dari Negara-negara tetangga sudah banyak. Sebenarnya pemerintah dan orang-orang yang duduk di kursi korupsi melihatnya sebagai sebuah hal yang baik untuk membuat sebuah persiapan awal dalam tercapainya program. Era globalisasi bukan era gombalisasisme. Era yang akan menjadi ladang pembohongan public. Tidaklah rumit sebenarnya. Tetapi hanya butuh kepedulian dan butuh kesadaran yang lebih.
Saat aku menjadi pembawa acara tersebut, jujur itu waktu yang tepat untuk diriku menyadarkan pemerintah dan orang-orang yang hanya duduk dalam tatanan kepengurusan saja tetapi tidak pernah ada perhatian yang lebih.
Pukul 20.00. Acara dimulai dengan pembacaan puisi dari LSM Peduli AIDS. Lalu aku masuk untuk membuka acara tersebut. Menyibak remang-remangnya malam itu. Hanya nyala api lilin yang mengitari diriku yang ada. Bukan hal yang baru buat aku melihat keadaan seperti itu. Tetapi yang menjadi hal yang baru dan luar biasa. Dari pemerintah dan segala lapisannya serta kepengurusan KPAD bisa di bilang hampir semua datang. Apa karena ada wartawan atau sudah ada surat tugas dari walikota yang sedianya selesai acara, surat tugas itu akan menghasilkan amplop-amplop baru lagi. Idealismeku mencuat saat itu. Sambutan dari Ketua KPAD yang diwakili Assisten II Pembangunan Ekonomi dan Kesra sudah memberikan tanda rewel dan manjanya pemerintah. Kenapa bisa? Sambutan dan siapapun yang akan masuk sebagai pengisi acarapun sebagai bentuk dukungannya harus berdiri di sebuah lingkaran api yang berbentuk pita kepedulian HIV/AIDS. Bilang sudah tua dan tak mampu berdiri disitu. Itu sebuah alasan yang umum banget. Tak mampu berdiri tetapi mampu untuk meminta amplop. Cuma disuruh untuk berdiri di lingkaran api pita saja sudah rewel, banyak alasan. Hal itu semua aku patahkan dengan sebuah statement bahwa HIV/AIDS bisa menular kepada siapa saja. Bayi, anak-anak, remaja, dewasa, ibu, tua, bahkan kakek dan nenek kita pun bisa tertular virus HIV/AIDS. Dalam benakku saat itu hanya sedikit terbesit, mungkin tak mampu berdiri disitu bukan karena apa-apa, tapi mungkin sudah HIV+. Berjalan aja masih bisa kok, disuruh berdiri diam di tengah-tengah lingkaran api saja rewel.
Aku bahkan saat itu berhenti sejenak dalam perbincangan dengan peserta yang banyak. Aku mengambil sebuah nyala api yang diletakkan dalam botol berisikan minyak tanah. Aku mengambilnya lalu seraya berkata, bahwa nyala lilin adalah kehidupan untuk kita. ODHA mempunyai perbedaan yang sangat nyata dengan orang-orang yang biasa saja. Tahu atau tidak tahu, virus HIV/AIDS menyerang langsung pada system kekebalan tubuh kita. Jadi ODHA sangatlah rentan sekali. Penyakit-penyakit baru bermunculan dan kebanyakan sulit di obati. Yang mengakibatkan meninggalnya ODHA bukan karena hal yang serius. Penyakit-penyakit yang masuk itulah sangatlah jelas sedikit mendukung ODHA semakin turun pada sistem kekebalan tubuhnya. Tetapi satu hal yang paling mendasar bahwa diskriminasi dan ketidakpedulian orang-orang disekitarnyalah yang membuat ODHA semakin memburuk. Seperti nyala api saat itu, aku angkat. Dari sebuah nyala api ini bisa menerangi segala kegelapan yang ada. Tetapi nyala api ini akan selalu menyala, jika ada minyak tanah yang digunakannya. Sebuah nyawa bagi kehidupan nyala lilin itu. Saat kita tahu kalau minyak sebagai nyawanya sudah mendekati habis pastilah akan di isi kembali minyak agar nyala apinya tetap menerangi kegelapan. Aku saat itu langsung bertanya kepada semua orang yang hadir di situ. Siapkah kita menjadi minyak tanah ini, sebagai bentuk kepedulian kita untuk memberikan sedikit dari tenaga kita dalam mendukung P2 Aids dalam menyelesaikan programnya? Ada yang menjawab bisa dan ada juga yang menjawab Insya Allah. Dan inilah waktu yang tepat. Tahukah kita, yang menjawab dengan kata Insya Allah adalah orang-orang yang duduk dengan segala jabatannya yaitu dibarisan pemerintahan. Sebagai seorang yang idealis dan kukuh dalam penegakan kebenaran, walaupun kebenaran itu relative sich kata seorang filsuf. Tetapi saat itu aku membantah dan menentang bahkan bisa dibilang memberontak. Aku menjawab dengan lantang untuk meluruskan jalan pikir mereka. Aku hanya berkata, seorang pemimpin kita Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan pada hari Kebangkitan Nasional, beliau memberikan mandat dan sebagai catatan yang perlu digaris bawahi. Presiden RI – Bapak SBY berkata bangkit, Indonesia bisa. Dan sangatlah jelas, tidak ada kata yang terucap dari mulut Presiden SBY yang menyatakan Indonesia Insya Allah. Jadi jika saat acara itu dengan mudah aku hanya bilang. Bangkit, Kita Bisa. Sadar atau tidak sadar, sebenarnya aku mengharapkan adanya sebuah media yang mengekspos hal tersebut. Hanya satu hal yang perlu kita tahu, BURUK.
Dilanjutkan dengan sebuah testimony dari seorang ODHA yang merupakan perwakilan dari KDS Untitled hadir dan memberikan kesaksian yang cukup luar biasa. Testimoni ODHA ditutup oleh pembacaan puisi dari Pramuka Saka Bhakti Husada. Untuk kedua kalinya aku maju dan berbicara sebagai masyarakat yang peduli HIV/AIDS. Aku mengambil sebuah ilustrasi yang aku buat dan termuat di website pribadiku. Kepedulian kita awal dari segala perubahan. Hidup mempunyai harapan dan cita-cita. Tentu seperti juga dengan KPA, mempunyai harapan dan cita-cita yang tinggi. Pencegahan dan Penanggulangan penyebaran virus HIV/AIDS di masyarakat. Suatu harapan yang baik dan mulia. Tetapi sebagai ladang untuk korupsi yang tinggi. Penyandang dana masuk, program berjalan tetapi tidak adanya perubahan yang bagus. Kasus HIV/AIDS meningkat, Budaya Penggunaan Kondom kurang diperhatikan dan Penyakit Menular Seksual menghinggapi setiap masyarakat di sekitarnya. Lalu, dimanakah dana dari penyandang dana tersebut? Ya, jawabannya adalah BH. Lalu, dimanakah kondom itu? Ya, jawabannya adalah dipakai sendiri. Sebuah pemikiran prakmatis dari seorang pejabat yang selalu UUD-Ujung-Ujungnya Duit. Lalu saat penyandang dana bersiap mengemasi barangnya dalam koper untuk kembali ke negaranya. Klinik VCT bentukan dari penyandang dana hanya bubar begitu saja. Tanpa ada kejelasan. Kami punya hak atas kesehatan, hak atas pelayanan kesehatan, dan hak atas mendapatkan perlindungan. Tetapi saat program itu dibantu oleh LSM-LSM terkait, banyak masyarakat semakin tahu adanya virus itu disekitar kita. Masyarakat ingin test HIV/AIDS, tetapi klinik tidak ada, karena penyandang dana sudaah pulang kampong. Lalu bagaimana sikap pemerintah sebagai bentuk dukungan dalam menjalankan programnya? LSM hanya membantu tidak untuk menurunkan dana. LSM untuk terus mendukung dan memberikan pilihan-pilhan jika jawaban X salah, maka LSM akan mempersiapkan jawaban Y, jika penyelesaiannya di luar dugaan atau meleset. Bagaimanakah tindakan dan reaksi dari masyarakat atas permasalahan ini? Dalam ilustrasi waktu itu aku hanya memberikan sedikit tentang bagaimana cara agar pemerintah peduli dan mendukung berjalannya program tersebut? Tanpa adanya kekacauan, seperti demo mahasiswa, pembakaran gedung-gedung pemerintahan, dan lain sebagainya. Karena masyarakat kota Salatiga ingin mempunyai kota yang kondusif dan aman.
Lalu apa yang harus kita buat agar mereka peduli? Apa kita akan menunggu Presiden RI – Bapak SBY dan Walikota Salatiga – Bapak John Manoppo dinyatakan HIV + oleh konselor? Setelah pemimpin dan atasan mereka terkena, baru dipikirkan bagaimana menanggulanginya. Dana dikeluarkan untuk pengobatan dan bahkan dana yang ada untuk mendukung 100% berjalannya program ini. Pembangunan dan pendirian kembali Klinik VCT. Tenaga sudah ada, bahkan perlengkapan sudah siap hanya secara maintance kurang atau belum memadai. Sebuah ilustrasi yang bagus untuk kita tahu. Inilah Indonesia yang dibilangingin ngeyel, alot, mentel, kemaki, kemiter, lan kementos.
Semoga sebuah ilustrasi yang aku sampaikan saat acara itu berlangsung dan aku tuliskan kembali dalam bukuku ini. Bukan sebagai tidak menghrgainya diriku pada pemerintah, tetapi sebuah hal agar pemerintah terbuka mata, telinga dan mulut untuk berlangsungnya program tersebut. Aku sebagai Warga Negara Indonesia akan selalu mencintai Negara ini walaupun Negara ini penuh dosa dan penuh kenikmatan yang tak akan tertandingi dengan Negara lain. Salutlah..
Acara tidak berhenti di situ saja. Tetapi ada testimony kedua yaitu sebuah testimoni dari OHIDA-Orang yang hidup bersama ODHA. Testimoni OHIDA ini sangat membuatku menangis. Ketegaran dan penerimaan orang tua atas anaknya yang dinyatakan HIV+. Tegar, sabar, kelembutan, kasih sayang dan kepedulian terpancar dari raut wajah OHIDA itu. penutupan yang indah dengan pembacaan puisi Dari Sebuah Harapan. Yang dibawakan dari perwakilan pelajar dan mahasiswa. Memberikan sebuah penutupan testimony yang indah.
Aku masuk untuk ketiga kalinya dan yang terakhirnya diriku menjadi bagian dalam acara tersebut. Diiringi sebuah lantunan lembut dari gitaris dan penyanyi yang membawakan lagu lilin-lilin kecil. Memberikan suasana yang hening dan damai sekali. Aku mengambil sebuah ilutrasi dalam sebuah renungan yang indah. Dari deretan nyala api berbentuk pita saat itu telah mati 13 nyala api. Aku bertanya kepada peserta yang hadir saat itu. Siap atau tidak siap, kita harus siap. Melihat 13 nyala api yang telah padam, kita sebagai nyala api yang masih hidup dan mampu untuk berjuang, haruskah kita mengikuti mereka yang telah meninggal? HIV/AIDS diketahui untuk dicegah. Sebuah awal yang indah di malam itu. Hadirlah disamping aku seorang OHIDA sebagai tanda kepeduliannya menyalakan satu lilin kehidupan dengan membawa ribuan harapan. Menyampaikannya segala harapannya sebagai dukungannya terhadap program P2 AIDS. Bergerak merembet lebih dalam lagi. Perwakilan pemerintahan dan warga sekitar. Membawakan satu lilin kehidupan dan menyampaikannya. Membawakan nyala api kehidupannya kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Ibu Kepala DinKes Kota Salatiga menyampaikan harapannya untuk menggugah jiwa sosial dan kepedulian setiap masyarakat. Sebuah hal yang selalu diharapkan oleh siapapun. Bergerak merembet nyala api kehidupan ini di akhiri oleh perwakilan dari LSM Peduli AIDS seperti, LSM Tegar untuk WPS, LSM Graha Mitra untuk Waria, LSM Mitra Alam untuk IDU`s, LSM GESSANG untuk Men Who Have Sex with Men-Gay, PPS, dan Biseksual, WCTU-I untuk rehabilitasi pengguna dan pencandu serta bekas pengguna narkoba (absen), KDS Untitled untuk Kelompok Dampingan Sebaya ODHA & OHIDA, Klinik VCT-Puskes Sidorejo Lor, RSUD Kota Salatiga (absen), RSU Dr. Asmir (absen), RS Paru-paru ( BP4 ) (absen), disertakan juga perwakilan dari pelajar dan mahasiswa seperti BEM UKSW (Bolos dan Absen), BEM STAIN, BEM STIE AMA, BEM STIBA, PSBH, PMI Kota Salatiga.
Sungguh hari yang indah dan mengharukan. Apalagi saat menyanyikan lagu lilin kecil bersama-sama dari LSM Peduli AIDS, Mahasiswa, Pemerintah, dan Warga Salatiga secara bersamaan membuat suasana hening itu terpecah dan terkuak hebat dalam isak tangis para peserta dalam mengenang saudaranya yang telah meninggal karena HIV/AIDS. Sebuah doa sebagai penutup acara tersebut, memberikan sebuah pencerahan baru dan jiwa baru pada diri setiap orang yang hadir saat itu. Jadi, berjuanglah tak kenal lelah dan tidak pernah lupa. Kita adalah bagian dari kehidupan ini. Saatnya kita sadar dan terus bergerak menuju perkembangan dan kemajuan yang baik.
Never Give Up, Never Forget……!!!!!!

AKU KEHILANGAN SEORANG PEMIMPIN


Mungkin ini tidak pertama kalinya aku menangis. Tetapi inilah kesedihanku yang ga mungkin akan aku lupakan. Sebuah kesedihan yang membuat aku salut pada dirinya. Nenekku alm. Suwei. Adalah seorang yang mempunyai jiwa pemimpin dan jiwa seorang pahlawan. Aku masih ingat dimasa aku masih kecil mempunyai sebuah kesalahan yang amat buruk dengannya. Aku memang tidak mau melihat keluargaku bersedih. Saat itu adikku yang paling kecil mungkin masih berumur di bawah 3 tahun. Adikku sakit, lalu almarhum nenekku memberikan sebuah saran kepada orang tuaku yang membuat aku sedih melihat kalau adikku nantinya akan kesakitan. Hanya sebuah ‘kerokan’ saja yang menjadi saran nenekku. Tapi itu memang hal yang tidak disuka oleh adikku. Saat itu adikku dipaksa abis-abisan oleh almarhum nenekku. Setelah itu, adikku nangis bukan kepalang. Aku memang orangnya melankolis banget. Jadi aku merasakan apa yang dirasakan oleh adikku saat itu. Kesakitan dan sebuah rintihan yang amat bagi seorang anak kecil. Lalu disebuah sudut ruangan dimana adikku di’kerokin’, aku menangis. Sampai akhirnya aku keluar dan mengambil sebuah pisau dan lari ke kamar mandi. Aneh banget. Aku bisa menangis sampai aku ga isa bilang apa-apa. Saat itu seluruh keluargaku mencari aku kemana-mana. Sampai ke tetangga dan ampe jalan raya. Mereka mungkin kebingungan banget saat itu. Tapi apa boleh ternyata aku ketahuan bersembunyi oleh pakdheku sendiri. Saat dia mau masuk ke kemar mandi, nemuin aku sedang nangis. Aku ditanya saat itu lagi ngapa. Lalu aku cuma bilang, mau bunuh nenek. Aneh banget ya. Memang saat itu, adikku masih kecil, jadi aku sayang banget ma adikku. Kalo sekarang amit-amit dech, sayang aja kagak. Malah perang kaliex…he…
Itu sebuah kesanku melihat almarhum nenekku saat itu. Nyeremin, jahat dan pembunuh. Aneh banget ya..
Tapi semakin beranjaknya aku dewasa semakin aku menyayangi orang yang aku benci waktu kecil mungkin pepatah pernah berkata, bahwa kebencian awal dari percintaan. He… ya udahlah, itu masa lalu aku saat masih ada almarhum nenekku.
Aku masih ingat di saat sebelum almarhum nenekku meninggal, almarhum Cuma bilang ke aku, ‘jangan nakal dan nurut ma orang tua’. Mungkin saat itu aku pikir adalah hal yang biasa. Tetapi itu adalah kalimat terakhirnya buat aku. Saat meninggalnya nenekku, aku masih di sekolah. Aku ga dikasih kabar ma keluargaku saat aku di sekolah. Tetapi sepulang sekolah aku di beritahu ma tetanggaku bahwa nenenkku sudah meninggal. Sedihnya aku saat itu, aku sudah kehilangan orang yang paling aku sayang saat itu. Setelah meletakkan tas sekolahku, aku langsung lari dan jalan kaki ke rumah nenekku. Padahal buzet jaraknya 10 kiloan. Tapi saat itu dibenakku ga ada kata lelah, yang penting aku isa ketemu ma nenek itu aja.
Dihari berikutnya, di saat pemakaman nenekku. Aku merasakan kehilangan banget, tapi aku berusaha tegar dan ga mau terlihat sedih banget. Di saat detik-detik keberangkatan jenasah nenekku, aku punya satu permintaan ke papaku. Bahwa aku harus mengangkat peti nenekku sampai ke dalam ambulance. Ya, perasaab kehilangan dan kesedihanku dan juga pecahan suara tangisan dari keluarga serta kerabat nenekku mulai memuncak saat itu. Aku hanya bisa terdiam dan hanya bisa berkata, ‘Tuhan tegarkan aku dan aku ingin dengan aku memikul peti jenasah nenekku, aku punya satu keinginan. Tuhan terimalah nenekku di sisi-Mu’. Mungkin itu hal yang aku pikir saat itu. Aku hanya bisa membungkam mulutku dan biarlah hatiku ini berkata.
Saat perjalanan menuju ke peristirahat terakhir nenekku, aku membawakan sebuah karangan bunga di dalam sebuah bis. Aku padahal saat itu ingin sekali di dalam ambulance itu bersama nenekku yang terakhir kalinya. Tapi mungkin saat itu aku tidak beruntung. Tetapi aku naik bus yang sudah disiapkan oleh keluarga besar. Dan di dalam bus itu, semua kenangan bersama almarhum nenekku mulai terbuk. Aku menangis dan sangat merasakan kehilangan yang begitu sangat menusuk jiwaku.
Di luncurkan buku ini, aku persembahkan untuk almarhum nenek tercinta. Nenek yang memberikan sebuah penghiburan dan nenek yang menjadi pemimpin atas keluarganya.
‘nenek ini theo, aku bersyukur banget karena kau telah tiada, karena aku juga merasakan apa yang nenek rasakan dalam kesakitan nenek semasa akhir hidupmu. Nenek, kau tlah berjuan sendiri selama hampir 15 tahun tanpa ditemani oleh kakek. Untuk membesarkan satu putra dan tiga putri yang sangat berat. Aku tahu kaulah seorang wanita yang gigih dan terhormat. Aku salut kepadamu. Salut atas kegigihanmu dan salut atas keberanianmu untuk hidup dalam penderitaan ini. Kebahagian di dunia telah kau ukir. Saatnya aku mengukir kebahagiaanmu bersama Tuhan Yesus di surga. Aku akan selalu mencontoh berjuangnya hidup, seperti berjuangnya nenek menghadapi kerasnya kehidupan ini. I Love You nek, I Miss you…Muach….”.

DIBALIK KETEGARANMU, KAU MENYIMPAN BERJUTA KESEDIHAN


Seorang wanita lahir dengan tubuh yang tidak selalu lemah. Wanita juga bukan sebuah yang selalu harus kalah. Bukan untuk di bagian dapur saja, tetapi juga bisa untuk memasang genteng dan menggali tanah. Sosok wanita bukan kuli. Wanita diciptakan bukan hanya untuk menjadi pendamping atau perhiasan untuk laki-laki. Wanita diberikan kekuatan yang bisa merubah dunia. Wanita adalah kehidupan ini. Tanpa wanita hidup tak akan pernah ada. Wanita mampu menjadi presiden. Wanita mampu menjadi pemimpin. Laki-laki selalu berpikir menggunakan logika. Tetapi tidak untuk wanita. Diciptakan dalam kesempurnaan. Memiliki hati dan pikiran. Berjalan bersama tak melihat waktu dan tak melihat uang. Wanita melahirkan kehidupan baru. Dan wanita adalah segalanya.
Sedikit aku tuliskan, tentang pandanganku bagaimana sebenarnya seorang wanita. Aku memang seorang gay. Tetapi aku sangat mencintai wanita. Mengharginya dan selalu berusaha melindunginya. Bukan hanya untuk dihamili dan bukan hanya untuk melahirkan. Pengorbanan seorang wanita tak terhitung dalam hitungan jari. Berjuang dan memberikan nyawanya untuk kehidupan.
Hari ini tepat dimana seorang wanita cantik dan tangguh melahirkan seorang anak laki-laki tampan dengan berat lebih dari empat kilo. Dengan pengorbanan nyawanya memberikan sebuah perlindungan yang tak akan pernah lapuk. Perlindungan dari segala mara bahaya. Wanita yang dengan susah payah membesarkan aku. Dan melahirkan aku dengan berat yang tidak normal. Dilahirkan dengan fisik dan raga seorang laki-laki. Tetapi mempunyai hati bak seorang sang putri. Ini bukan salah wanita itu. Wanita itu selalu berbagi untuk aku.
Masa kecilku aku lewati dengan susah payah. Masa kecilku penuh dengan penderitaan. Tetapi wanita itu berdiri kokoh untuk menjadi bagian dari pelindung itu. Wanita itu dilahirkan menjdai malaikat untuk siapapun. Kesusahanku tak pernah aku rasakan. Kesusahanku selalu dibuatnya tersenyum. Kesusahanku tak pernah aku rasakan lagi saat aku berada di samping seorang wanita itu.
Aku bangga dan sangat mencintai wanita itu. Aku tak boleh membuatnya sakit. Aku harus membuatnya bahagia. Dan aku harus berusaha supaya wanita itu bangga pada diriku.
Hal terindah yang selalu aku ingat. Wanita itu melindungiku dari segala mara bahaya. Tetapi sebuah kenyataan berkata lain. Di masa kecilku aku selalu bersama wanita itu. Di siang hari dengan panasnya terik matahari yang menyengat. Wanita itu melindungiku supaya aku terbebas dari sebuah kecelakaan. Dalam satu sepeda federal keluaran tahun nenek moyang, karena memang sepeda federal itu adalah satu-satunya alat transportasi yang keluargaku miliki. Itupun dengan hasil kerja yang pantang menyerah lelaki tua. Wanita itu memang dengan sekuat tenaga, tak takut pada kerasnya kehidupan ini, yang tak takut pada panasnya terik sinar matahari. Berusaha untuk membuat aku tenang dan selamat.
Andaikan waktu bisa berulang dan dapat kembali lagi. Aku tidak akan membiarkan wanita itu seperti itu. Aku tak akan pernah ijinkan wanita itu menjadi terluka dan tersiksa.
Kecelakaan maut itu telah merenggut dan melukai bagian paling vital dari tangan wanita itu. Aku tak mampu membayangkan bagaimana mungkin ini terjadi. Hanya satu yang aku tahu, tanganku berdarah dan berlubang masuk ke dalam. Sakit rasanya dan inginku menjerit untuk kesekian kali saat aku mengingat kejadian yang hampir menewaskan wanita itu.
Wanita itu tangguh dan berdiri tegap dengan segala kelemahannya. Kapanpun dan dimanapun aku sebagai seorang lelaki walaupun mencintai lelaki akan selalu mencintai wanita itu sampai akhirnya Tuhan dating kedua kalinya ke muka bumi ini. Aku masih percaya bahwa surga di bawah telapak kaki wanita tangguh ini.
Sebuah kisah yang tak akan pernah aku lupakan. Kisah terindah bersama dengan seorang wanita dalam hati, tubuh dan jiwaku.
IBU….
Wanita yang sangat perkasa, walaupun dia bukan lelaki.
Ibu hari ini aku persembahkan sebuah karya maha agung untuk seorang ibu dimanapun kau berada, satu hal yang selalu aku ingat. Sebuah ingatan yang akan selalu tertanam dalam hidup seluruh anakmu. Peristiwa terindah dalam hidup kami sebagai lelaki dan wanita yang pernah kau lahirkan dengan taruhan nyawamu. Peristiwa maha karya terbesar yang akan menjadi pelajaran untuk setiap anak yang kau lahirkan.
Dan satu kalimat untukmu dari dulu, sekarang dan selamanya yang tidak akan pernah di makan oleh zaman. Aku Mencintaimu dan terima kasih…
Walaupun aku pernah berbuat salah, seorang ibu tidak akan pernah marah samapai mentari menutupkan matanya di ufuk barat.
Hari ini, aku berdiri dengan kegagahan dan keperkasaanku sebagai seorang lelaki yang walaupun aku tahu di balik hati kecilmu masih tersimpan keinginan yang berbeda dari apa yang kau ucapkan untukku. Aku memang seorang lelaki dan bukan seorang wanita. Tetapi perlukah kau tahu ibu. Di sini, aku jauh dari dirimu dan aku harus mengurus diriku sendiri. Masih merindukan kau datang untuk menjengukku. Melihatku dan merawatku. Kesakitanku, penderitaanku, dan bahkan kelumpuhanku memang aku buat sengaja. Bukan supaya ibu datang kemari melihat dan merawatku, tetapi aku berusaha untuk membahagiakanmu. Tidak mau menyusahkan dirimu terus. Aku sudah dewasa. Aku bukan lagi anak kecil dan bukan lagi seorang bocah kecil yang selalu kamu gendong. Tetapi aku hanya mempunyai satu permintaan, jaga dirimu dan kesehatanmu. Jangan pikirkan aku disini yang berjuang mati-matian untuk hidup. Tetapi rawatlah dirimu dahulu. Sebentar aku akan segera pulang, untuk membayar hutang-hutang jasamu. Untuk merawatmu, membasuhmu, menyikam rambutmu, bahkan untuk membersihkan kotoranmu. Tetapi saat aku tidak ada, ibu jaga diri dan kesehatanmu. Aku akan pulang dengan membawakan segenggam berlian dan setumpuk lembaran tanda kelulusan atas segala pengetahuan yang telah aku serap. Bukan hanya strata satu, tetapi gelar kedoktoranku. Hanya akan aku persembahkan untuk dirimu.
Ibu, yang telah melahirkan aku, menyusuiku, dan membesarkanku. Aku tak mungkin melawanmu dan memarahimu.
Sekarang aku sudah jauh dari dirimu biarkan aku menjadi seekor elang yang siap terbang membentang melawan kerasnya kehidupan dan saatnya kau tidur dan menikmati semua hasil keringatmu. Jangan kau menambah beban pikiranmu sendiri, karena aku adalah pencinta lelaki.
Terima kasih ibu, atas segala hal yang telah kau berikan buatku.

10 Tips Supaya Website Anda Banyak Dikunjungi

Anda mempunyai website, tapi kurang pengunjung. Mungkin anda membutuhkan tips-tips berikut ini supaya website anda mendapatkan banyak pengunjung.
Anda tawarkan content orisinil. Sangat penting untuk memberikan informasi yang tidak tersedia di website lain kepada pengunjung website anda.
Anda tawarkan software gratis. Banyak orang yang mengakses internet ingin mencari-cari software-software GRATIS yang dapat digunakan di komputer pribadinya. Misalnya: kalender, game-game ringan, organizer, reminder, dll.
Anda tawarkan Quiz atau Polling. Sudah menjadi karakter seseorang yang ingin memenangkan sesuatu. Coba anda buat quiz atau contest sederhana untuk membuat seseorang berhenti di website anda. Misalnya: Polling mengenai kebijakan pemerintah, atau quiz menebak gambar seseorang dll.
Anda buat directory yang menampung daftar alamat atau daftar mailing list, yang kira-kira dibutuhkan oleh seseorang di internet.
Anda tawarkan kepada pengunjung anda E-zine GRATIS. Seseorang kadang membutuhkan informasi secara reguler yang masuk ke INBOX emailnya, karena hal ini dapat menghemat banyak hal, misalnya waktu.
Anda bangun komunitas melalui website anda. Misalnya anda menggalang orang-orang yang punya hobby mengkoleksi perangko, anda buatkan forum diskusi untuk wadah para kolektor perangko tersebut.
Anda tawarkan program afiliasi kepada pengunjung website anda. Seseorang membutuhkan uang, mungkin untuk menutup biaya operasional selama dia mengakses internet. Dengan anda membuat program afiliasi, maka pengunjung akan lebih sering mengakses website anda.l
Anda sediakan di website utilitas yang mungkin bermanfaat untuk pengunjung website anda. Misalnya: email gratis, free auto-responder, search engine, dll.
Dan tidak kalah penting, anda dapat menyediakan berita yang terkini. Bisa anda batasi, misalnya berita khusus kriminal, atau berita khusus ekonomi, dll.
Anda punya produk yang ingin ditawarkan? Sediakan free sample di website anda.

Bursa Panitia Pesparawi

Rabu, 16 Juli 2008 - 5:24:32 PM

Diberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang ingin terlibat di kepanitiaan Pesparawi Mahasiswa Nasional Ke-10, yang akan berlangsung pada tanggal 26 Oktober hingga 2 November 2008. Berikut daftar posisi dan persyaratan yang dibutuhkan:
Liaison Officer (LO), sebanyak 150 orang.
Syarat khusus: berpenampilan menarik, ramah, murah senyum, memiliki kendaraan bermotor, memiliki SIM C, mengerti daerah Salatiga.
Jurnalis, 5 orang.
Syarat khusus: suka menulis, menyerahkan 1 contoh tulisan tentang profil seorang tokoh (diserahkan pada saat pendaftaran), diutamakan bisa berbahasa Inggris.
Fashion Desainer, 1 orang.
Syarat khusus: menyerahkan 1 contoh gambar/desain fashion pada saat pendaftaran.
Acara (nonlomba), 25 orang.
Perlengkapan, 16 orang.
Syarat khusus: berpengalaman di perlengkapan.
Kesekretariatan, 6 orang.
Syarat khusus: berpenampilan menarik, ramah, murah senyum, detail oriented, mahir komputer (office).
Grafis Desainer, 3 orang.
Syarat khusus: dapat menggunakan salah satu aplikasi desain grafis (coreldraw, photoshop, Indesign), menyerahkan portofolio (desain yang pernah dibuat).
Fotografer, 2 orang.
Syarat khusus: memiliki kamera digital.
Merchandising, 3 orang.
Akomodasi, 4 orang.

Syarat umum bagi seluruh posisi di atas: mahasiswa UKSW aktif (angkatan 2007 dan sebelumnya), smart, cekatan, cepat tanggap, memiliki telepon selular, bertanggungjawab, bersahabat, tegas, bersedia bekerja di waktu yang fleksibel, dapat bekerja dalam tim, mampu bekerja dibawah tekanan.

Pendaftaran dimulai pada tanggal 14 Juli hingga 10 September 2008, di gedung D (Tata Usaha Fakultas Seni Pertunjukan).

Seleksi akan dilaksanakan pada tanggal 11, 12, 13 September 2008, di gedung D, pukul 09.00-selesai. Seleksi dilakukan dalam 2 tahap, psikotes dan wawancara. Khusus LO, bersedia mengikuti pelatihan.

info lrbih lanjut : www.uksw.edu