Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Sebuah event akbar tahunan WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL..

Profil Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
I was born in Solo, December 25, 1987 from the father of Drs. Luke Suroso and Mrs. Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih. I grew up in a city full of culture that is the city of Solo. as the descendants of the solos even have blood from a stranger. I was born like a tiny man, weighing> 4 kg. the second child of three brothers that I tried to be a pioneer and a child who was always proud of my extended family. trained hard in terms of education and given the religious sciences until thick. I am standing upright in my life the 19th to voice the aspirations of the marginalized of LGBT in the city of Salatiga. as a new city that will be a starting point toward change and transformation that this country is a country truly democratic. soul, body and all of my life will always fight for rights of the marginalized is to get our citizen rights. Ladyboys no rights, no gay rights, no rights of lesbian, but there's only citizen rights regardless of sexual orientation and gender.

31 Agustus 2009

Penis Nyangkut Gara-gara Masturbasi di Bangku Taman




HONGKONG-Seorang pria kesepian dan mengalami gangguan jiwa warga negara Hongkong merasa perlu memanggil pertolongan polisi untuk menyelamatkan penisnya yang tersangkut di bangku taman setelah dia melakukan masturbasi pada benda ini.

Seperti dikutip Apple Daily, sekurangnya empat anggota SAR menghabiskan waktu empat jam untuk membebaskan pria bernama Le Xing setelah penisnya masuk di sebuah lubang di bangku taman yang digunakannya untuk masturbasi.

Akhirnya para petugas ini berhasil membawa Le Xing ke rumah sakit. Logam metal sepanjang 2,5 meter yang membuat penis ini tersangkut pun juga berhasil dibawa. Dokter mengatakan, pria 42 tahun ini sangat beruntung karena penisnya masih utuh setelah dikeluarkan dari logam besi ini.

Para fotografer dalam foto yang mereka buat di surat kabar-surat kabar berbahasa China menunjukkan para petugas SAR ini membawa Le Xiang bersama logam tertutup selimut merah. Dasar orang gila!!

sumber : www.kompas.com

Pilihan Gay Chatters : Friendster atau Facebook?




Pada awal kemunculannya situs pertemanan di Indonesia, friendster menempati situs yang lebih dahulu muncul dibandingkan facebook.

Catatan perbandingan yang ada :
* Tujuan
* Tampilan
* Isi
* Fleksibilitas
* Kemudahan dipelajari

Tujuan

* Keduanya merupakan situs networking.

Tapi sayangnya untuk Friendster, kita kurang bisa mencari teman-teman yang (pernah atau sedang) berhubungan dengan kita. Kesulitan akan terjadi kalau kita tidak tahu atau tidak ingat nama ataupun alamat email teman yang akan kita add. Kenal sih iya, tapi jadi teman di Friendster belum tentu.

Kalau Facebook, kita bisa mencari teman-teman melalui jaring pertemanan dari orang yang sudah menjadi teman kita. Nah, enaknya di situ. Jadi, ga perlu cari-cari nama atau email account teman yang mau kita add, tapi cukup cari lewat jaring pertemanannya. Cuma, memang kalau ada teman yang kita benar-benar ga tahu, berarti kita mesti kenalan dulu.

Tampilan
Untuk tema tampilan Friendster memiliki beberapa pilihan dan bahkan kita bisa memakai tema tampilan buatan kita sendiri. Tapi, tampilannya statik. Sementara Facebook tidak bisa diganti-ganti. Tampilannya lebih mirip blog (bahkan papan iklan) ketimbang detil identitas kita. Keduanya menggunakan tampilan frame dan kolom.

Isi
Isi dari profil Friendster dan Facebook sebenarnya sama saja. Keduanya akan menampilkan data pribadi kita, siapa teman kita, dan apa yang ingin kita beritakan ke dunia lewat internet.

Fleksibilitas
Untuk urusan fleksibilitas, kalau di Facebook, kita bisa lebih bebas berkreasi. Ya, pokoknya lebih dinamis ketimbang Friendster.

Kemudahan dipelajari
Friendster jelas mudah dipelajari. Kita ga perlu habiskan waktu lama untuk memakai fitur standar yang disediakan Friendster. Tapi, kalau untuk Facebook, mungkin perlu tambahan waktu. Facebook itu kalau tidak kita kelola dengan baik pastinya jadi papan iklan yang kepenuhan dengan iklan atau aplikasi yang ga jelas. Sementara kalau Friendster soo simple.

Sekali lagi, ini adalah hasil pengamatan yang dilakukan oleh Petugas Lapangan Yayasan Gessang, Danang Batak Susanto. Jangan jadikan ini sebagai acuan untuk anda membuat keputusan atau penilaian kalau salah satu lebih jelek. Barangkali saya lebih condong ke satu hal karena juga belum begitu kenal atau kena euforia sistem baru.

Dari pengamatan yang dilakukan oleh Danang, bahwa gay chatters masih banyak yang menyukai dan menggunakan friendster ketimbang facebook. Apakah yang menjadi faktor pemicu bahwa mereka lebih menyukai friendster?

Menurut penuturan Danang, dimana dia sering melakukan cyber outreach, yaitu penjangkauan yang dilakukan melalui chatting, para gay chatters masih banyak jika dimintai foto pribadi mereka selalu memberikan situs www.friendster.com/.... dibandingkan www.facebook.com/.....

Selain kemunculan friendster lebih awal dibandingkan facebook, Hal inilah yang menjadi faktor lain bahwa friendster ternyata lebih digemari oleh Gay Ketimbang facebook.

Tetapi tidak menutup kemungkinan pada 1 tahun kedepan, para gay chatters akan lebih memilih facebook ketimbang friendster. Tentukan pilihan anda mulai dari sekarang....

Favoured
Related articles