Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Sebuah event akbar tahunan WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL..

Profil Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
I was born in Solo, December 25, 1987 from the father of Drs. Luke Suroso and Mrs. Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih. I grew up in a city full of culture that is the city of Solo. as the descendants of the solos even have blood from a stranger. I was born like a tiny man, weighing> 4 kg. the second child of three brothers that I tried to be a pioneer and a child who was always proud of my extended family. trained hard in terms of education and given the religious sciences until thick. I am standing upright in my life the 19th to voice the aspirations of the marginalized of LGBT in the city of Salatiga. as a new city that will be a starting point toward change and transformation that this country is a country truly democratic. soul, body and all of my life will always fight for rights of the marginalized is to get our citizen rights. Ladyboys no rights, no gay rights, no rights of lesbian, but there's only citizen rights regardless of sexual orientation and gender.

08 Desember 2010

Theodurus adalah pejuang Gay dan berjuang demi masyarakat

1. Bagaimanakah penerimaan serta pandangan masyarakat di sekitar anda terkait dengan keterbukaan anda sebagai gay ?

Negara ini adalah demokrasi. Fine untuk saya beradaptasi dengan lingkungan yang bergenre heterogen ini. Dimana kita berada di Negara demokrasi pastilah banyak pro dan kontra, karena buat saya itu wajar saja. Saya selalu menerima semua pro dan kontra itu secara bisa, Tuhan saja di pro dan kontrakan apalagi saya yang ciptaannya pasti ada pro dan kontra. Pandangan masyarakat di sekitar saya sendiri sudah mulai menerima keadaan saya karena mereka tidak memandang saya dari sisi orientasi seksualnya tetapi memandang saya dari sisi sebuah karya saya yang bisa berarti dan berguna untuk saya. Tetapi diluar sana masih banyak kekerasan dan penganiayaan berbasis orientasi seksual. Saya hanya berpikir apa yang salah pada kami yang berorientasi berbeda ini. Padahal kami ini juga manusia yang diciptakan dengan hati dan cinta. Bukan kami yang menciptakan hati dan cinta itu, melainkan Tuhan yang menciptakannya.

2. Terkait dengan pertanyaan no. 1, apakah penerimaan serta pandangan mereka pernah menjadi efek negatif bagi diri anda ?

Saya selalu positif melihat ini semuanya. Karena saya mempunyai prinsip bahwa semakin saya ditekan maka semakin saya punya tanggung jawab untuk berkarya dan lebih memaknai hidup saya untuk semakin berguna bagi masyarakat. Walaupun pernah saya alami bagaimana kontra secara langsung dari masyarakat di caci-maki, diludahi, dikepung hingga di perlakukan tidak baik di hadapan umum pernah saya terima. Tetapi bagi saya itu adalah sebuah proses dari Tuhan untuk mematangkan saya menjadi seorang yang lebih dewasa dan berguna bagi masyarakat. Berjuang untuk menghasilkan karya disetiap hidup saya ini.

3. Apakah ada tekanan, gunjingan, serta perlakuan tidak menyenangkan dari masyarakat kepada anda ?

Itu pernah terjadi di diri saya. Tahun 2009 saya berkarya melalui bakat saya bersama teman-teman saya, saya membuat sebuah fashion on the street di salatiga saya di caci-maki, di olok-olok, bahkan saya diludahi karena bagi sebagaian orang saya hanya seorang gay yang selamanya tak bisa berkarya. Tetapi saya tunjukan kepada mereka untuk terus berjuang dalam karya saya, akhirnya banyak masyarakat suka dan selalu menunggu karya saya ini. Di tahun 2007 saya ingin mengadakan sebuah perkumpulan bersama komunitas saya dalam acara party di salah satu café di Salatiga. Saya waktu itu mendapatkan kecaman yang cukup hebat dan kuat, saya berusaha tetap kukuh menjadi pemimpin untuk mereka. Hasilnya adalah banyak teman yang tidak ingin acara ini berlangsung. Tetapi saya terus berjuang bukan diacara itu. Terus tetap menyerukan hak kami untuk berkumpul dan bermufakat sesuai UUD 1945, karena saya melihat bahwa saya dan teman-teman saya memang sebagai WNI yang tidak memiliki salah apapun.

4. Apakah dengan keterbukaaan anda sebagai gay dapat menjadikan anda dengan mudah bisa memasuki segala bidang di kemasyarakatan atau malah sebaliknya ?

Saya orang yang tak mudah putus asa. Dahulu saya dilarang untuk memasuki segala bidang di kemasyarakatan. Saya merasa sendiri dan tak pernah bisa merasakannya namanya bersosial sebagai manusia. Tetapi saya tak putus asa. Saya terus maju dan berkembang. Saya memulainya dengan memasuki bidang kesehatan masyarakat, ternyata saya diterima dengan baik. Di bidang kebudayaan dan pariwisata, saya juga diterima dengan baik bahkan berdampak banyak sekali untuk hidup saya. Lalu semakin saya mengepakkan sayap saya di segala sector kemasyarakatan, dan akhirnya saya diterima dan dimengerti serta masyarakat menghargai pilihan saya. Sekarang saya mulai merasakan bagaimana masyarakat memandang saya, dahulu saya berpikir bahwa masyarakat akan mengucilkan saya hingga mungkin tidak akan menerima saya. Tetapi ternyata itu hanya pikiran saya. Masyarakat lebih banyak menerima saya sebagai seorang individu yang selalu berkarya dan selalu bekerja untuk masyarakat, bukan memandang saya sebagai seorang gay walaupun dengan keterbukaan saya, mereka semakin menerima saya dan mengikuti jalan pikir saya. Dan selama ini saya berusaha juga untuk tidak melakukan diskriminasi dalam basis apapun. Karena saya berpendapat bahwa selama masyarakat bisa menghargai pilihan saya, maka saya juga akan dua kali lipat menghargai mereka sebagai individu yang sempurna.

5. Bagaimana anda mengatasi semua hambatan yang datang pada anda terutama mengenai ke-“gay”-an anda?

Hal yang paling mudah bagi saya bahwa semakin saya di hambatan dalam karya saya, maka saya akan mencari celah dimana saya bisa berkarya. Karena Tuhan selalu memberikan pikiran dan akal untuk saya selalu berkarya dalam keadaan ciptaan-Nya ini. Dan saya percaya dan telah membuktikan sendiri, apabila saya dihambatan di bidang A maka saya berusaha semaksimal saya berkarya di bidang B. Dan suatu saat bidang A itu bisa terbuka untuk saya karena bidang A telah melihat bagaimana saya berkarya di bidang B. Saya terus berusaha menjadi individu yang berarti dan berguna bagi masyarakat.

6. Apakah pernah terbersit dalam pikiran anda mengenai bagaimanakah masa depan anda berkenaan dengan status anda sebagai gay ? Pernahkah ada keinginan untuk berubah atau memang anda sudah mantap untuk memilih hidup sebagai gay ?

Gay bukanlah status tetapi gay adalah orientasi sexsual saya. Dan orientasi seksual dan jenis kelamin tidak bisa digolongkan seperti status ekonomi ataupun pernikahan.
Melihat masa depan itu penting untuk saya. Dan saya memiliki sama pemikiran dengan individu lainnya yang ingin mendapatkan kebahagiaan sesungguhnya. Tetapi bagaimana taraf bahagia untuk saya itu tak sama seperti individu lainnya. Mungkin individu lainnya akan berpikir bahagia itu haruslah memiliki anak dan berkeluarga. Tetapi itupun individu lain juga bisa melakukan adopsi anak atau apapun. Lalu bagaimana dengan saya? Ya, saya bisa juga melakukan itu. Mengadopsi anak, bekerja, berkeluarga, dan menikmati hidup saya. Tetapi pastinya saya memiliki visi yang tidak hanya itu saja. Saya bahagia apabila orang lain bahagia terlebih dahulu. Melihat teman-teman saya merasakan bahagia sebagai individu yang bisa diterima masyarakat itu merupakan kebahagiaan untuk saya. Kebahagiaan yang lainnya, saya bisa membuatkan rumah tinggal, pekerjaan, atau apapun itu selama berguna bagi teman-teman saya, keluarga saya, lingkungan saya, dan siapapun orang yang bisa menghargai saya.
Bukan saya yang merubah diri saya. Biarkan yang menciptakan saya yang merubah saya. Dia yang berhak penuh atas hidup saya. Saya hanya wayang bagi Sang Dalang di dunia ini. Saya tidak mungkin pernah menjalankan tugas saya sebagai wayang-Nya. Jadi kalau saya ditanya seperti ini, coba tanyakan kepada Tuhan saya. Apa Dia ingin anak-Nya ini berubah?


Pesan saya : Menjadi manusia yang jujur dan bisa menghargai orang lain itu pasti dampak positif bagi kita akan semakin indah. Dan jangan pernah menjadi individu yang merasa kecil sebelum kita mencoba hal yang besar. Terus berjuang dan terus memantapkan hidup ini, semoga hidup kita semakin bisa berarti dan berguna dalam setiap karya kita bagi individu lainnya.