Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Sebuah event akbar tahunan WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL..

Profil Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
I was born in Solo, December 25, 1987 from the father of Drs. Luke Suroso and Mrs. Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih. I grew up in a city full of culture that is the city of Solo. as the descendants of the solos even have blood from a stranger. I was born like a tiny man, weighing> 4 kg. the second child of three brothers that I tried to be a pioneer and a child who was always proud of my extended family. trained hard in terms of education and given the religious sciences until thick. I am standing upright in my life the 19th to voice the aspirations of the marginalized of LGBT in the city of Salatiga. as a new city that will be a starting point toward change and transformation that this country is a country truly democratic. soul, body and all of my life will always fight for rights of the marginalized is to get our citizen rights. Ladyboys no rights, no gay rights, no rights of lesbian, but there's only citizen rights regardless of sexual orientation and gender.

11 Oktober 2009

"Booking" Waria Rp 20.000, Ditelanjangi Preman

SIDOARJO — Apes benar pemuda hidung belang bernama Didik Santoso. Gara-gara mengencani waria bertarif Rp 20.000, pemuda berusia 26 tahun, warga Porong, malah ditodong dan kehilangan uang Rp 500.000 plus sebuah telepon selular miliknya, Minggu (16/11).

Korban juga dipaksa melucuti baju hingga tinggal celana kolor. Si waria lari tunggang langgang begitu penodong beraksi. Seusai digarong, korban dibiarkan berjalan sendirian dalam keadaan setengah telanjang. Kebetulan korban berpapasan dengan anggota Polsek Krian yang sedang menjalankan operasi preman bersandi Embong Baya.

“Korban baru saja dikerjai preman, anggota langsung menyebar, 15 menit berselang akhirnya tersangka kami tangkap. Namun, uang rampasannya habis untuk pesta minuman keras,” kata AKP Kadarisman Kapolsek Krian, Senin (17/11).

Dari penyidikan kasus penodongan itu, terungkap identitas tersangka bernama Abdul Gofur, warga Katerungan, Krian, Sidoarjo. Kendati uang rampasan sudah habis, penyidik Polsek Krian telah menyita ponsel milik korban.

Operasi preman yang digelar Polres Sidoarjo di bantaran Sungai Porong menjaring 35 preman dan 12 pekerja seks komersial (PSK). Sebanyak 35 orang yang diduga preman itu ditangkap saat melangsungkan pesta miras di lokalisasi kelas teri Tangkis Sungai Porong. PSK yang mangkal di Tangkis Porong sebagian ada yang lari ke arah permukiman.

Saat penggerebekan berlangsung, ada beberapa PSK yang tengah melayani lelaki hidung belang di gubuk. Begitu polisi datang, pasangan mesum itu lari tunggang langgang. Ada yang hanya pakai baju dan celananya ditenteng karena takut dibawa ke Polres Sidoarjo.

Tidak ada komentar: