Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Sebuah event akbar tahunan WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL..

Profil Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
I was born in Solo, December 25, 1987 from the father of Drs. Luke Suroso and Mrs. Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih. I grew up in a city full of culture that is the city of Solo. as the descendants of the solos even have blood from a stranger. I was born like a tiny man, weighing> 4 kg. the second child of three brothers that I tried to be a pioneer and a child who was always proud of my extended family. trained hard in terms of education and given the religious sciences until thick. I am standing upright in my life the 19th to voice the aspirations of the marginalized of LGBT in the city of Salatiga. as a new city that will be a starting point toward change and transformation that this country is a country truly democratic. soul, body and all of my life will always fight for rights of the marginalized is to get our citizen rights. Ladyboys no rights, no gay rights, no rights of lesbian, but there's only citizen rights regardless of sexual orientation and gender.

27 Agustus 2009

Press Release JFC 8




Tahun Ekonomi kreatif Indonesia dan Visit Indonesia years 2009, memperkuat keberadaan JFC ( Jember Fashion Carnaval ) sebagai fenomena global Icon Indonesia untuk karnaval berkelas dunia ,“ World Fashion Carnival”.

JFC memasuki tahun penyelenggaran ke 8, diselenggarakan di Jember, Jawa Timur, Indonesia pada Hari Minggu, 2 Agustus 2009.

JFC diliput oleh banyak media elektronik dan cetak Nasional maupun Internasional dengan peringkat teratas karena JFC merupakan event unik, fantastik, spectakuler dan amazing dengan tema yang berbeda setiap tahunnya . Peserta tampil dengan kostum hasil rancangan sendiri dengan fashion run way dan fashion dance serta ditonton oleh sekitar 300 ribu orang.

Tahun ini JFC mengangkat tema utama ,“WORLD UNITY”, yang berarti satukan dan damaikan dunia. Tema ini merupakan pesan dalam mengantisipasi segala hal yang berkembang di dunia baik dari masalah sosial, ekonomi, budaya maupun politik. sekaligus mengingatkan kita akan dampak isu global warming, krisis pangan dan lain-lain.

JFC dipresentasikan dengan catwalk terpanjang di dunia yaitu 3,6 km, dengan tema:

Opening defile JFC MARCHING BAND - Melalui koreografi yang unik dan modern, JFC Marching Band menjadi satu-satunya Marching Band Indonesia dan dunia yang berani tampil dengan konsep baru. Kali ini JFC Marching Band hadir dengan Tema”Perisai “yang didominasi warna merah,emas,putih hijau dan hitam. Terinspirasi dari Burung Garuda sebagai Lambang Negara Indonesia melambangkan kekuatan, kekokohan, keadilan, perdamaian dan persatuan

RANAH MINANG - Kekayaan Indonesia sebagai pesona yang tidak ada duanya di dunia dengan latar belakang budaya dan history, RANAH MINANG dipresentasikan dalam kesan mewah, fantastis dan monumental. Warna emas, merah, hijau, dan hitam akan mengingatkan kejayaan Indonesia pada Jaman Monarki.

UPPER GROUND - Krisis pangan di sebagian negara di dunia diharapkan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dunia. Bumi memiliki kekayaan alam yang luar biasa, tinggal bagaimana kita menjaga dan melestarikannya. Kekayaan alam harus dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia sepanjang masa. Inspirasi yang tumbuh ke permukaan bumi menjadi luar biasa saat menjelma menjadi costum carnival. Diharapkan akan mengingatkan kita bahwa krisis pangan tidak boleh terjadi di belahan bumi manapun.

ANIMAL PLANTS - Kekayaan hutan menjadi asset di setiap belahan dunia akan menjadi seimbang apabila didalamnya juga terdapat keseimbangan Faunanya. Dua opini ini harus menjadikan perhatian bahwa alam harus tetap dijaga sepanjang masa. Jangan sampai terkena dampak apapun termasuk berbagai krisis yang terjadi belakangan ini , sehingga simbol-simbol kebebasan dari berbagai binatang dan tumbuhan harus dipertahankan dengan segala karakter liar kekar dan kokoh termasuk tumbuhan yang dikemas dalam tema Animal plants.

OFF LIFE - Ratusan bahkan ribuan orang di dunia lahir dengan kreativitas yang tinggi dan luar biasa tapi kenyataannya saat ini orang-orang seperti ini justru dianggap sebagai orang gagal dan tidak berguna. Bahkan kadang dianggap sebagai orang yang membahayakan bagi orang lain. Identitas kelompok atau golongan yang tidak memiliki kesempatan untuk berkembang apalagi berkarya, divisualisasikan dalam warna hitam. Sedangkan kreativitas dituangkan sesuai karakter dan masing-masing personality. Pesan yang diangkat dari tema ini kreatifitas dan karya adalah hak setiap orang.

HARD – SOFT - Perang dan damai adalah faktor yang bisa mengawali dan mengakiri konflik yang biasa terjadi di belahan bumi manapun. Slogan hentikan perang ! akhiri perang ! dan lain-lain selalu menjadi impian semua manusia saat perang terjadi. Saat ini pesan damai harus hadir, maka siapapun tidak akan pernah ingin hidup sepanjang waktu dalam suasana perang, disimbolkan dalam warna militer dan penyelamatan tertuang dalam warna army dan putih. Army dilambangkan dibagian bawah sebagai simbol korban perang, kelumpuhan akibat terkena tembakan dll dan warna putih disimbolkan di bagian atas sebagai simbol penyelamatan dan perlindungan.

CONTAINER - Pasar bebas dan perkembangan industri, suatu saat bisa saja menjadi tidak terkendali. Hal ini harus menjadikan perhatian dunia dalam menjaga keseimbangan terjadinya ekspor impor. Kesiapan dan kepedulian negara yang berkembang mensuport negara yang belum berkembang dapat menjadi inspirasi. Kostum JFC dalam tema container ini diharapkan akan menjadi isu global dalam menyeimbangkan krisis ekonomi dan industri yang terjadi di dunia.

TECHNO – ETH - Perubahan dan perkembangan tehnologi dapat menjadi acuan bagi belahan dunia yang berkembang untuk dapat membaca kebutuhan ke depannya. Hal yang menarik adalah perkembangan teknologi dapat menjadi inspirasi tentang berdirinya suatu budaya atau history hingga etnik dan teknologi bisa menjadi sebuah fenomena yang luar biasa untuk dipresentasikan. Pesan yang disampaikan dari tema ini adalah kecanggihan teknologi jangan sampai meninggalkan akar budaya hingga dapat dijadikan sesuatu yang baru.


RHYTHM – Di seluruh penjuru belahan dunia pasti memiliki sentuhan musik yang berbeda-beda. Hal ini dapat menginspirasi dunia bahwa perbedaan itu indah, harmoni dan dapat menyampaikan pesan perdamaian. Mulai dari negara yang tertinggal sampai yang modern. Dipresentasikan dalam inspirasi alat musik tradisional sampai ke tekno. Diharapkan pesan perdamaian dapat disampaikan melaui komposisi musik yang monumental.

CLOSING – Defile penutup yang membawakan tulisan See u in the next JFC diikuti oleh seluruh Event Organizer JFC dengan harapan kita bisa bertemu kembali di event JFC yang ke 9 tahun 2010.

Semua sub tema diatas menjadi inspirasi yang diterjemahkan secara bebas dan kreatif ke dalam desain busana, musik, gerakan dan ekspressi oleh sekitar 600 peserta terdiri dari pelajar, mahasiswa dan umum . Mereka yang pada umumnya tidak menempuh pendidikan di bidang fesyen memperoleh In house Training secara cuma – cuma selama 6 bulan dan berhak untuk mengikuti kompetisi memperebutkan 75 trophy yang disediakan.


Kegiatan ini untuk mewujudkan impian menjadikan Jember sebagai “ World Fashion Carnival “ dan pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian rakyat banyak khususnya di sektor industri kreatif.

Terima kasih kepada rekan rekan Media dan fotographer yang telah mempublikasikan JFC sehingga berkat liputan ini telah mengantar kami pada spesial journey Jambore Pramuka se Dunia di London, Indonesia Independent Days di Mumbay – India, Bali Fashion Week, Kuta Karnival, Solo Batik Carnival 1 ,Pekan Produk Budaya Indonesia 2008, Tampil di Program Reality Show Empat Mata di Trans 7, Wardrob Costume Finalis L-Men Contest 2008 & 2009, Pawai Budaya Nusantara 2008 di Istana Negara Jakarta, Shanghai Toursm Festival 2008,Gading Carnival 2009 di Jakarta, Seminar The Indonesian’s ( Napak Tilas Mahakarya Nusantara ) 2009 di London School Of Public Relation Jakarta, Tampil di Metro TV sebagai Guest Arrival dalam Debat Capres 2009, Pekan Produk Kreatif Indonesia 2009.



Jember, 1 Juli 2009

ttd
Dynand Fariz
( President of JFC )

Tidak ada komentar: