Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Sebuah event akbar tahunan WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL..

Profil Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
I was born in Solo, December 25, 1987 from the father of Drs. Luke Suroso and Mrs. Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih. I grew up in a city full of culture that is the city of Solo. as the descendants of the solos even have blood from a stranger. I was born like a tiny man, weighing> 4 kg. the second child of three brothers that I tried to be a pioneer and a child who was always proud of my extended family. trained hard in terms of education and given the religious sciences until thick. I am standing upright in my life the 19th to voice the aspirations of the marginalized of LGBT in the city of Salatiga. as a new city that will be a starting point toward change and transformation that this country is a country truly democratic. soul, body and all of my life will always fight for rights of the marginalized is to get our citizen rights. Ladyboys no rights, no gay rights, no rights of lesbian, but there's only citizen rights regardless of sexual orientation and gender.

27 Agustus 2009

Kenapa ada Gay dan Lesbi?

Yang bisa menimbulkan rasa itu adalah :

1. Lingkungan yang salah baik dalam keluarga dan pergaulan.
2. Gambar diri yang rusak karena tidak mendapat bekal yg benar dari Keluarga.
3. Tidak adanya/ salah rasa pengakuan diri dari diri sendiri ataupun dari orang lain.
4. Iblis dan roh2 jahat yang mencoba menarik mereka kejalan yang salah dengan menyimpangkan.
5. Kesenangan duniawi/ daging yang didapat di dalamnya (kemewahan dan uang).
6. Sakit hati/Trauma akibat disakiti oleh orang2 yang sangat dikasihi.


Mungkin memang benar, gay/ lesbi itu adalah pilihan hidup, dan dosa kalo menurut Agama (berdasarkan Kitab Suci), tetapi bagaimana dengan orang yang terlahir Gay/Lesbi? Berbeda kasus dengan pengaruh lingkungan atau trauma kekecewaan pada keluarga, tapi bagaimana jika dia bener-bener sejak awal lebih menyukai sesama jenis. Mereka ciptaan Tuhan juga lho, dan kalau mereka berdosa, sama saja mengatakan pada orang bule (yang berbeda dengan kita) bahwa terlahir dengan rambut pirang dan mata biru adalah berdosa, kan?

Sebetulnya, Tuhan ingin manusia saling mencintai, karena Dia yang menciptakan cinta dan karena Dia adalah cinta. Secara awam, aku rasa Dia tidak akan ambil pusing apakah manusia itu hetero atau homo asal dia bisa mencintai sesamanya (bukan hanya 'pasangannya')seperti yang diajarkan oleh Tuhan kita. Jika perbedaan antara hetero dan homo diperdebatkan, hal itu tidak akan menghasilkan cinta, tapi caci maki dan kebencian. Apakah Tuhan akan menyukai hasilnya?

Jadi, menurutku, lebih baik seorang homo/ lesbi yang baik dan berusaha menciptakan cinta kasih dalam tiap tindakannya saat hidup di dunia daripada seorang hetero yang dalam hati dan pikirannya tersimpan keinginan untuk membenci dan mengesampingkan cinta.

Lagipula, manusia dihadapan Tuhan adalah sama. Tak ada yang lebih baik, tak ada yang lebih buruk. Biar Tuhan yang menentukan apakah mereka cukup baik untuk hidup bersama dengan-Nya di surga kelak.

Tidak ada komentar: