Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Sebuah event akbar tahunan WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL..

Profil Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
I was born in Solo, December 25, 1987 from the father of Drs. Luke Suroso and Mrs. Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih. I grew up in a city full of culture that is the city of Solo. as the descendants of the solos even have blood from a stranger. I was born like a tiny man, weighing> 4 kg. the second child of three brothers that I tried to be a pioneer and a child who was always proud of my extended family. trained hard in terms of education and given the religious sciences until thick. I am standing upright in my life the 19th to voice the aspirations of the marginalized of LGBT in the city of Salatiga. as a new city that will be a starting point toward change and transformation that this country is a country truly democratic. soul, body and all of my life will always fight for rights of the marginalized is to get our citizen rights. Ladyboys no rights, no gay rights, no rights of lesbian, but there's only citizen rights regardless of sexual orientation and gender.

08 April 2010

Pimpinan Gereja Uganda Kecam Hukuman Mati bagi Kaum 'Gay'




Para pimpinan gereja dan aktivis HAM Uganda mengajukan sebuah petisi yang ditandatangani oleh sekitar setengah juta orang ke parlemen Uganda. Tindakan ini mereka lakukan sebagai bagian dari aksi protes mereka terhadap rancangan undang-undang yang mengusulkan hukuman yang lebih berat hingga hukuman mati kepada orang-orang yang mempraktekkan perilaku homoseksual.


Rancangan undang-undang tersebut dibuat oleh anggota parlemen Uganda David Bahati pada akhir Oktober lalu yang mengusulkan untuk menjatuhkan hukuman mati bagi kaum homoseksual jika mereka terinfeksi HIV (Aids) atau melakukan kegiatan seksual yang menyebabkan orang menjadi terinfeksi.

Seorang aktivis bernama Denis Wamala mengatakan kepada wartawan setelah mereka mengajukan petisi ke parlemen Uganda hari Senin kemarin (1/3): "Beberapa orang memang memiliki orientasi seksual yang berbeda, dan kita harus menerima dan menghormati hal itu," ujarnya.

Uganda mendapat kritikan dan kecaman secara luas karena rancangan undang-undang tersebut, yang oleh presiden AS Barack Obama disebut sebagai "menjijikkan". David Bahati sendiri menyatakan bahwa homoseksual bukan hak azazi manusia dan menekankan bahwa rancangan undang-undang anti homoseksual tersebut bertujuan baik, untuk menyelamatkan negara Uganda.

Presiden Uganda Yoweri Museveni mencoba menjauhkan diri dari kecaman itu, dengan mengatakan kepada parlemen bahwa keterlibatan internasional dalam proyek ini telah membuat dia mendapat masalah dalam kebijakan luar negeri.

Konstitusi Uganda secara resmi melarang perilaku homoseks dan bisa tekena hukuman penjara dengan hukuman kurungan 7 tahun hingga ke penjara seumur hidup. Pada bulan April 2009 pemerintah meluncurkan kampanye negatif terhadap para pembela kaum gay, dan menyebutkan mereka sebagai penyebar tindakan homoseksualitas cabul di sekolah-sekolah. (fq/iol)

Tidak ada komentar: