Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Sebuah event akbar tahunan WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL..

Profil Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
I was born in Solo, December 25, 1987 from the father of Drs. Luke Suroso and Mrs. Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih. I grew up in a city full of culture that is the city of Solo. as the descendants of the solos even have blood from a stranger. I was born like a tiny man, weighing> 4 kg. the second child of three brothers that I tried to be a pioneer and a child who was always proud of my extended family. trained hard in terms of education and given the religious sciences until thick. I am standing upright in my life the 19th to voice the aspirations of the marginalized of LGBT in the city of Salatiga. as a new city that will be a starting point toward change and transformation that this country is a country truly democratic. soul, body and all of my life will always fight for rights of the marginalized is to get our citizen rights. Ladyboys no rights, no gay rights, no rights of lesbian, but there's only citizen rights regardless of sexual orientation and gender.

12 Desember 2009

Wapres: Angka Kemiskinan Terus Menurun

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Boediono mengemukakan angka kemiskinan di Indonesia sejak 1990 terus mengalami penurunan dari 60 menjadi 14,1 persen pada 2009.

"Ini catatan sejarah kita, penduduk miskin turun dengan pesat. Sejak tahun 1990 angka kemiskinan turun, walaupun pada 1998 sempat naik sedikit karena ada krisis ekonomi," katanya pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Jakarta, Sabtu.

Boediono mengatakan sejak 2000 sampai 2009, angka kemiskinan berada di bawah 20 persen. Pada 2009 angka kemiskinan berada sedikit di atas 10 persen. "Dari 2000-2009 angka kemiskinan sudah di bawah 20 persen. Tahun 2009 di atas 10 persen," katanya.

Menurut dia, angka kemiskinan ini masih bisa ditekan karena Indonesia memiliki potensi untuk menanggulangi kemiskinan yaitu struktur perekonomian dan pertumbuhan ekonomi yang baik serta program-program pemerintah untuk kesejahteraan rakyat.

"Saya yakin persentase masih bisa diturunkan jika kita memanfaatkan potensi ini," katanya.

Jika potensi tersebut bisa dijalankan, Boediono yakin persentase angka kemiskinan tahun ini sebesar 14,1 persen bisa ditekan hingga 8-10 persen pada 2014.

Untuk itu, Boediono mengimbau pemerintah daerah selaku pelaksana lapangan untuk benar-benar memperhatikan kesejahteraan rakyat guna mengurangi angka kemiskinan.

"Ujung tombak muaranya di daerah. Itu akhirnya ada di tangan daerah, di tingkat lapangan, sehingga kita bisa mencapai angka-angka yang kita harapkan tadi," kata Wapres.

Tidak ada komentar: