Salatiga Carnival Center

Salatiga Carnival Center
Sebuah event akbar tahunan WORLD CULTURE FASHION CARNIVAL..

Profil Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
I was born in Solo, December 25, 1987 from the father of Drs. Luke Suroso and Mrs. Sri Puji Lestari Hantokyudhaningsih. I grew up in a city full of culture that is the city of Solo. as the descendants of the solos even have blood from a stranger. I was born like a tiny man, weighing> 4 kg. the second child of three brothers that I tried to be a pioneer and a child who was always proud of my extended family. trained hard in terms of education and given the religious sciences until thick. I am standing upright in my life the 19th to voice the aspirations of the marginalized of LGBT in the city of Salatiga. as a new city that will be a starting point toward change and transformation that this country is a country truly democratic. soul, body and all of my life will always fight for rights of the marginalized is to get our citizen rights. Ladyboys no rights, no gay rights, no rights of lesbian, but there's only citizen rights regardless of sexual orientation and gender.

04 Oktober 2009

Solo Gelar Kirab Sambut Pengukuhan Batik




Solo - Sebanyak 10.000 orang yang megenakan pakaian batik akan melakukan kirab di Solo, Sabtu (3/10), untuk merayakan pengukuhan batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO.

"Kirab ini mengambil tema Solo Membatik Dunia, sehingga semua para pesertanya harus mengenakan baju batik, demikian juga penontonnya agar sepanjang Jalan Slamet Riyadi yang dijadikan ajang kirab itu bisa menjadi lautan manusia yang memakai baju batik," kata Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta Drs Purnomo Subagia di Solo, Kamis.

Kirab akan diikuti semua unsur pemerintah maupun swasta, dan bahkan dari perbankan baik milik pemerintah maupun swasta di Solo juga akan ikut, termasuk usaha kecil menengah (UKM) binaan mereka baik yang bergerak dalam sektor batik maupun sektor lain.

Kirab tidak hanya menampilkan atraksi budaya yang memakai kostum batik, tetapi juga akan diikuti pengusaha batik mulai dari UKM sampai industri besar, untuk menandai bahwa batik memang menjadi sumber ekonomi maupun budaya bagi bangsa Indonesia.

"Jadi batik tidak hanya sebagai sumber ekonomi tetapi corak yang ada dalam kain batik itu juga mengnadung filosofi hidup bagi bangsa Indonesia terutama orang-orang dari Jawa," kata Purnomo. Ia menambahkan wajar jika batik asal Indonesia diakui sebagai warisan budaya dunia. Di Solo batik ada sejak zaman kerajaan Mataram, dan sekarang telah berkembang dengan berbagai macam ragam dan corak sesuai perkembangan zaman.

Untuk memeriahkan acara ini, seluruh instansi pemerintah maupun swasta diminta memasang spanduk dan umbul-umbul yang dibuat dari kain batik di depan kantornya masing-masing. Sedangkan pohon-pohon besar yang ada di kiri kanan Jalan Slamet Riyadi juga akan di balut dengan kain motif batik.

Menyinggung baju batik yang dipakai para peserta kirab, ia mengatakan tidak hanya sekedar batik, tetapi dirancang oleh para perancang busana yang ada di kota ini sehingga bisa menimbulkan daya tarik tersendiri baik bagi pemakainya maupun para penonton.

"Kirab ini juga akan melibatkan peserta Carnival Batik beberapa waktu lalu dan mereka sekarang telah merancang busana khusus yang dibuat dari batik yang melibatkan para perancang busana batik di Solo," katanya.

Jalan Utama Slamet Riyadi mulai pukul 14:00 WIB akan ditutup, dan pengamanan kirab melibatkan sedikitnya 403 orang yang terdiri atas polisi, TNI, Satpol PP, dan Linmas. Para penonton diimbau tidak menginjak-injak taman yang ada di pinggir jalan tersebut.

Tidak ada komentar: